Thursday, January 26, 2012

Konsep-konsep Pendidikan Al Attas


Syed Muhammad Naquib Al-Attas, adalah salah satu pemikir dan pembaharu pendidikan Islam. Al-Attas tidak hanya sebagai intelektual yang concern kepada pendidikan dan persoalan umum umat Islam, tetapi juga pakar dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan. Ia juga dianggap sebagai tokoh penggagas islamisasi ilmu pengetahuan dan secara sistematis merumuskan strategi islamisasi ilmu dalam bentuk kurikulum pendidikan untuk umat Islam.
Menurutnya, islamisasi ilmu berarti pembebasan ilmu dari penafsiran-penafsiran yang didasarkan pada ideologi sekuler dan dari makna-makna serta ungkapan manusia sekuler. Gagasan ini muncul karena tidak adanya landasan pengetahuan yang bersifat netral, sehingga ilmupun tidak dapat bebas nilai. Pengetahuan dan ilmu yang tersebar ke tengah masyarakat dunia termasuk dunia Islam saat ini telah diwarnai oleh corak budaya dan peradaban Barat. Sementara peradaban Barat sendiri telah melahirkan kebinggungan, kehilangan hakikat, menyebabkan kekacauan hidup manusia, karena pengetahuan Barat didasarkan pada skeptisisme lalu diilmiahkan dalam metodologi.
Islamisasi awal yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah islamisasi bahasa, karena bahasa sesuatu yang penting dan merupakan refleksi pemikiran dan pandangan suatu masyarakat. Bahasa Islam yang dimaksud beliau adalah bahasa Arab yang baru. Karena bahasa Arab yang lama mengunakan konsep-konsep dan memuat pesan-pesan dalam world-view jahiliyah. Bahasa Arab yang baru adalah bahasa Al Quran yang mengubah struktur konseptual jahiliyah dan mempunyai sifat ilmiah.
Selain itu, menurut Al-Attas percabangan sistem pendidikan (tradisional-modern) telah membuat lambang kejatuhan umat Islam. Jika hal itu tidak ditanggulangi maka akan mendangkalkan dan menggagalkan perjuangan umat Islam dalam rangka menjalankan amanah yang telah diberikan Allah SWT.
Dikotomi keilmuan dalam pendidikan Islam; antara ilmu agama (Islam) dan ilmu umum (Barat) telah menimbulkan persaingan di antara keduanya, yang saat ini, dalam hal peradaban, dimenangkan oleh Barat, sehingga pengaruh pendidikan Barat terus mengalir deras, dan ini membuat identitas umat Islam mengalami krisis dan tidak berdaya.
Kondisi pendidikan dewasa ini, menurut Al Attas, secara makro telah terkontaminasi dan terinfeksi konsep pendidikan Barat. Dimana paradigma pendidikan Barat tersebut secara garis besar dapat dikatakan hanya mengutamakan pengejaran pengetahuan ansich, menitikberatkan pada segi teknik empiris, sebaliknya tidak mengakui eksistensi jiwa, tidak mempunyai arah yang jelas serta jauh dari landasan spiritual.
Berdasarkan pada fenomena dan kondisi obyektif dunia pendidikan masa kini pada umumnya dan pendidikan Islam pada khususnya, maka Al-Attas menawarkan pemikiran pendidikan Islam yang terformula dalam konsep ta'dib, sebagai solusi alternatif untuk diaktualisasikan dan di implementasikan dalam dunia pendidikan Islam.
Adapun rekonstruksi paradigma pendidikan Islam menurut Syed Naquib Al Attas dalam mengantisipasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi meliputi rekonstruksi konseptual terdiri atas (a) rekonseptualisasi pandangan dunia Islam (Metafisika), (b) rekonseptualisasi ilmu pengetahuan (Epistemologi) dan (c) rekonseptualisasi sistem pendidikan. Dan sebagai implementasi dari rekonstruksi konseptual, Al Attas menawarkan rekonstruksi institusional berupa universitas Islam yang digambarkan dengan universitas yang dipimpinnya yaitu ISTAC.
Menurut Syed Muhammad Naquib Al-Attas, pemecahan problematika pendidikan Islam seperti tersebut di atas menjadi tugas umat yang terberat di abad ini. Sebab keadaan umat Islam jika ingin kembali bangkit memegang andil dalam sejarah sebagaimana di masa kejayaannya, amat ditentukan oleh sejauh mana kemampuannya dalam mengatasi problematika pendidikan yang sedang dialaminya.