Wednesday, February 10, 2021

HIDUP BERKAH DENGAN MENGHORMATI DAN MEMATUHI ORANG TUA DAN GURU

 

HIDUP BERKAH DENGAN MENGHORMATI DAN MEMATUHI ORANG TUA DAN GURU

Oleh : MUHAMMAD FATHONI

 

Istilah orang tua itu ada tiga.

Pertama adalah orang yang menyebabkan kita lahir, yaitu ayah dan ibu (orang tua biologis)

Kedua adalah orang yang mengajari kita berbagai ilmu pengetahuan, yaitu guru-guru kita baik guru yang mengajari kita pada saat kita masih kecil atau yang mengajari kita pada saat sudah dewasa. Biasanya guru disebut orang tua rohani (ideologis).

Ketiga adalah orang yang menyebabkan pasangan kita lahir, yaitu bapak dan ibu mertua atau orang yang lebih tua usianya dari kita (sosiologis). 

Ketiga sebutan untuk istilah orang tua itu wajib kita hormati karena jasa- jasanya yang sangat besar.

(QS.Al – Isra’ (17): 23-24)

  وَقَضٰى رَبُّكَ اَ لَّا تَعْبُدُوْۤا اِلَّاۤ اِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا  ۗ  اِمَّا يَـبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ اَحَدُهُمَاۤ اَوْ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَاۤ اُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا   (23)    وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيٰنِيْ صَغِيْرًا (24)            

Artinya:

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan ah dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.”

(QS. Al-Isra’ : 23)

“Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, Wahai Tuhanku! Sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil.” (QS. Al-Isra’ :  24)

PENJELASAN AYAT

  • Akhlak dan adab sumbernya adalah wahyu yakni berupa al-Qur’an dan Sunah. Sedangkan budi pekerti, moral, dan sopan santun sumbernya adalah Filsafat
  • Ayat ini menjelaskan tentang iḥsān (bakti) kepada orang tua yang diperintahkan agama Islam adalah bersikap sopan kepada keduanya dalam ucapan dan perbuatan sesuai dengan adat kebiasaan masyarakat

Allah memerintahkan kepada kita untuk berbuat baik kepada ibu bapak, dan janganlah kita mengeluarkan kata-kata yang buruk kepada keduanya, sehingga kata-kata “ah” pun yang merupakan kata-kata buruk yang paling ringan tidak diperbolehkan

Allah memerintahkan untuk berbuat baik, bertutur sapa baik, dan berlaku sopan santun kepada kedua orang tua dengan rasa penuh hormat dan memuliakannya

QS. Luqmān [31]: 13 – 17

øŒÎ)ur tA$s% ß`»yJø)ä9 ¾ÏmÏZö/ew uqèdur ¼çmÝàÏètƒ ¢Óo_ç6»tƒ Ÿw õ8ÎŽô³è@ «!$$Î/ ( žcÎ) x8÷ŽÅe³9$# íOù=Ýàs9 ÒOŠÏàtã ÇÊÌÈ   $uZøŠ¢¹urur z`»|¡SM}$# Ïm÷ƒyÏ9ºuqÎ/ çm÷Fn=uHxq ¼çmBé& $·Z÷dur 4n?tã 9`÷dur ¼çmè=»|ÁÏùur Îû Èû÷ütB%tæ Èbr& öà6ô©$# Í< y7÷ƒyÏ9ºuqÎ9ur ¥n<Î) 玍ÅÁyJø9$# ÇÊÍÈ   bÎ)ur š#yyg»y_ #n?tã br& šÍô±è@ Î1 $tB }§øŠs9 y7s9 ¾ÏmÎ/ ÖNù=Ïæ Ÿxsù $yJßg÷èÏÜè? ( $yJßgö6Ïm$|¹ur Îû $u÷R9$# $]ùrã÷ètB ( ôìÎ7¨?$#ur Ÿ@Î6y ô`tB z>$tRr& ¥n<Î) 4 ¢OèO ¥n<Î) öNä3ãèÅ_ötB Nà6ã¥Îm;tRé'sù $yJÎ/ óOçFZä. tbqè=yJ÷ès? ÇÊÎÈ   ¢Óo_ç6»tƒ !$pk¨XÎ) bÎ) à7s? tA$s)÷WÏB 7p¬6ym ô`ÏiB 5AyŠöyz `ä3tFsù Îû >ot÷|¹ ÷rr& Îû ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÷rr& Îû ÇÚöF{$# ÏNù'tƒ $pkÍ5 ª!$# 4 ¨bÎ) ©!$# ì#ÏÜs9 ׎Î7yz ÇÊÏÈ   ¢Óo_ç6»tƒ ÉOÏ%r& no4qn=¢Á9$# öãBù&ur Å$rã÷èyJø9$$Î/ tm÷R$#ur Ç`tã ̍s3ZßJø9$# ÷ŽÉ9ô¹$#ur 4n?tã !$tB y7t/$|¹r& ( ¨bÎ) y7Ï9ºsŒ ô`ÏB ÇP÷tã ÍqãBW{$# ÇÊÐÈ  

Artinya :

Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, ”Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar” (QS. Luqmān [31]: 13).

Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tu- anya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu (QS. Luqmān [31]: 14).

Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah engkau menaati keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku. Kemudian hanya kepada-Ku tempat kembalimu, maka akan Aku beritahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan (QS. Luqmān ; 15).

(Lukman berkata), ”Wahai anakku! Sungguh, jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di bumi, niscaya Allah akan memberinya (balasan). Sesungguhnya Allah Maha halus, Maha teliti (QS. Luqmān ; 16).

Wahai anakku! Laksanakanlah salat dan suruhlah (manusia) berbuat yang makruf dan cegahlah (mereka) dari yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu, sesungguhnya yang demikian itu termasuk perkara yang penting (QS. Luqmān : 17).

Penjelasan ayat

Ayat 13 menjelaskan bahwa syarat untuk mendidik anak hendaknya dilandasi dengan lemah lembut dan kasih sayang.

Kata ‘iẓuhu diambil dari kata wa’ẓ yang bermakna  nasihat  yang  meyangkut  berbagai  kebajikan  dengan cara menyentuh hati, penyampaiannya yakni dengan lemah lembut, tidak membentak, dan panggilan sayang pada anak.

Kata bunayya mengisyaratkan kasih sayang.  Hal ini juga berlaku kepada para guru dalam mendidik para peserta didiknya.

ayat  14,  Allah  menggambarkan  kesusahan  seorang  ibu  dalam merawat anaknya, mengapa hanya jasa ibu yang  digambarkan     dengan  sedemikian  lemahnya? Karena  peranan  ibu  lebih  berat  dari  ayah,  mulai dari proses  mengandung, hingga melahirkan  dan menyapihnya.

Kata wahnan berarti kelemahan atau kerapuhan. Maksudnya  adalah ibu dalam kondisi sangat lemah saat mengandung anaknya.

Ayat 15 menjelaskan tentang larangan taat kepada orang tua dalam mendurhakai Allah dan nasihat Luqmān kepada anaknya tentang menolak segala bentuk kemusyrikan di manapun berada.

Ayat ini sekaligus memberitahu bahwa mempergauli keduanya dengan baik hanya dalam urusan dunia, bukan keagamaan. Seperti Nabi Ibrahim, dia tetap berlaku santun kepada bapaknya sekalipun pembuat berhala, namun Nabi Ibrahim tidak sependapat dalam hal akidah.

Pada ayat 16, terdapat kata laṭīf, yang memiliki arti lembut, halus, atau kecil.

Imām al-Gazālı menjelaskan bahwa yang berhak menyandang sifat ini hanyalah Allah. Dialah yang mengetahui perincian kemashlahatan dan seluk beluk rahasianya. Karena Dia selalu menghendaki kemaslahatan untuk makhluk-Nya.

Ayat ini menggambarkan kekuasaan Allah dalam menghitung amal manusia betapapun sedikitnya.

Ayat 17 menjelaskan tentang amar ma’rūf nahī munkar, yang puncak dan pangkalnya adalah salat, serta amal kebaikan yang tercermin adalah buah dari salat yang dilaksanakan dengan benar.

Kata ‘azm dari segi bahasa berarti kekuatan hati atau tekad.

Hadis Nabi

Dari Abū Hurairah dari Nabi Muhammad Saw., beliau: “Dia celaka! Dia celaka! Dia celaka!” lalu beliau ditanya; “Siapakah yang celaka, ya Rasūlullāh ?” Jawab Nabi : “Barang siapa yang mendapati kedua orang tuanya (dalam usia lanjut), atau salah satu dari keduanya (namun ia tidak berbakti kepadanya dengan sebaik-baiknya), maka dia tidak akan masuk surga.” (HR. Muslim).

Penjelasan Hadis

Hadis yang diriwayatkan oleh Muslim tersebut menjelaskan bahwa seseorang akan celaka ketika tidak berbakti kepada orang tua. Kata “Dia celaka” (رغم انف) diulang-ulang oleh Rasūlullāh sebanyak tiga kali menunjukkan bahwa celaka akan benar-benar terjadi kepada seseorang yang tidak berbakti kepada orang tua.

Hal ini juga menunjukkan betapa pentingnya berbakti kepada kedua orang tua terlebih lagi ketika kedua orang tua atau salah satu dari mereka masih hidup.

Hadis Nabi

Artinya

Aku mendengar ‘Abdullāh bin ‘Amr Ra. berkata: “Seorang laki-laki datang kepada Nabi, lalu meminta izin untuk ikut berjihad. Maka beliau bertanya: “Apakah kedua orang tuamu masih hidup?” Laki-laki itu menjawab: “Iya”. Maka beliau berkata: “Kepada keduanyalah kamu berjihad (berbakti)” (HR. al-Bukhārı dan Muslim).

Penjelasan Hadis Nabi

hadis ini menjelaskan bahwa berbakti kepada kedua orang tua memiliki nilai pahala yang sangat besar.

Nilai pahala berbakti kepada kedua orang tua oleh Rasūlullāh disamakan dengan nilai pahala jihad, berperang, dan melawan kaum kafir.

Perilaku Orang  yang Menghormati dan  Mematuhi Orang  dan Guru

Sikap dan perilaku pengamalan QS. al-Isrā’ [17]: 23-24.

1)      Selalu beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya.

2)      Membiasakan berbuat baik (iḥsān) kepada kedua orang tua.

3)      Membiasakan untuk tidak berkata-kata buruk kepada kedua orang tua.

4)      Selalu bersikap baik dan berlaku sopan santun kepada kedua orang tua dengan rasa penuh hormat dan memuliakannya.

5)      Selalu mendoakan orang tua sebagai ungkapan terima kasih seorang anak.

Sikap dan perilaku  pengamalan QS. Luqmān : 13-17

1)      Selalu mengesakan Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatupun

2)      Selalu berbuat baik kepada kedua orang tua, terutama ibu, karena ia telah mengandung kita dalam kepayahan, melahirkan, merawat dan mendidik kita sebagai ungkapan terima kasih kepada mereka.

3)      Membiasakan diri untuk berbuat baik dan menaati orang tua sepanjang tidak untuk berbuat maksiat kepada Allah dan menyekutukan-Nya.

4)      Selalu berbuat baik, karena sekecil apapun perbuatan kita, baik maupun jelek, pasti akan mendapat balasan dari Allah

5)      Senantiasa menjalankan salat, amar ma’rūf nahī munkar, dan bersabar.

Sikap dan perilaku pengamalan hadis Nabi

1)      Selalu berbakti kepada orang tua terutama ketika mereka masih hidup, jika sudah tiadapun kita harus senantiasa mendo’akan mereka.

2)      Senantiasa berbakti kepada kedua orang tua karena nilai kebaikannya di sisi Allah disejajarkan dengan jihad.

 

No comments:

Post a Comment