HIDUP BERKAH DENGAN MENGHORMATI DAN MEMATUHI
ORANG TUA DAN GURU
Oleh : MUHAMMAD
FATHONI
Istilah orang tua itu ada tiga.
Pertama adalah orang yang menyebabkan kita
lahir, yaitu ayah dan ibu (orang tua biologis)
Kedua adalah orang yang mengajari
kita berbagai ilmu pengetahuan, yaitu guru-guru kita baik guru yang mengajari
kita pada saat kita masih kecil atau yang mengajari kita pada saat sudah
dewasa. Biasanya guru disebut orang tua rohani (ideologis).
Ketiga adalah orang yang
menyebabkan pasangan kita lahir, yaitu bapak dan ibu mertua atau orang yang
lebih tua usianya dari kita (sosiologis).
Ketiga sebutan untuk istilah orang tua itu
wajib kita hormati karena jasa- jasanya yang sangat besar.
(QS.Al – Isra’ (17): 23-24)
وَقَضٰى رَبُّكَ اَ لَّا تَعْبُدُوْۤا اِلَّاۤ اِيَّاهُ
وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا ۗ اِمَّا يَـبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ
اَحَدُهُمَاۤ اَوْ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَاۤ اُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْهُمَا
وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا (23) وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ
الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيٰنِيْ صَغِيْرًا (24)
Artinya:
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu
jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika
salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam
pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya
perkataan ah dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada
keduanya perkataan yang baik.”
(QS. Al-Isra’ : 23)
“Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah,
Wahai Tuhanku! Sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku
pada waktu kecil.” (QS. Al-Isra’ : 24)
PENJELASAN AYAT
- Akhlak
dan adab sumbernya adalah wahyu yakni berupa al-Qur’an dan Sunah.
Sedangkan budi pekerti, moral, dan sopan santun sumbernya adalah Filsafat
- Ayat ini menjelaskan tentang iḥsān (bakti)
kepada orang tua yang diperintahkan agama Islam adalah bersikap sopan
kepada keduanya dalam ucapan dan perbuatan sesuai dengan adat kebiasaan
masyarakat
Allah memerintahkan kepada kita
untuk berbuat baik kepada ibu bapak, dan janganlah kita mengeluarkan kata-kata
yang buruk kepada keduanya, sehingga kata-kata “ah” pun yang merupakan
kata-kata buruk yang paling ringan tidak diperbolehkan
Allah memerintahkan untuk berbuat baik,
bertutur sapa baik, dan berlaku sopan santun kepada kedua orang tua dengan rasa
penuh hormat dan memuliakannya
QS. Luqmān [31]: 13 – 17
øÎ)ur tA$s% ß`»yJø)ä9 ¾ÏmÏZö/ew uqèdur ¼çmÝàÏèt ¢Óo_ç6»t w õ8Îô³è@ «!$$Î/ ( cÎ) x8÷Åe³9$# íOù=Ýàs9 ÒOÏàtã ÇÊÌÈ $uZø¢¹urur z`»|¡SM}$# Ïm÷yÏ9ºuqÎ/ çm÷Fn=uHxq ¼çmBé& $·Z÷dur 4n?tã 9`÷dur ¼çmè=»|ÁÏùur Îû Èû÷ütB%tæ Èbr& öà6ô©$# Í< y7÷yÏ9ºuqÎ9ur ¥n<Î) çÅÁyJø9$# ÇÊÍÈ bÎ)ur #yyg»y_ #n?tã br& Íô±è@ Î1 $tB }§øs9 y7s9 ¾ÏmÎ/ ÖNù=Ïæ xsù $yJßg÷èÏÜè? ( $yJßgö6Ïm$|¹ur Îû $u÷R9$# $]ùrã÷ètB ( ôìÎ7¨?$#ur @Î6y ô`tB z>$tRr& ¥n<Î) 4 ¢OèO ¥n<Î) öNä3ãèÅ_ötB Nà6ã¥Îm;tRé'sù $yJÎ/ óOçFZä. tbqè=yJ÷ès? ÇÊÎÈ ¢Óo_ç6»t !$pk¨XÎ) bÎ) à7s? tA$s)÷WÏB 7p¬6ym ô`ÏiB 5Ayöyz `ä3tFsù Îû >ot÷|¹ ÷rr& Îû ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÷rr& Îû ÇÚöF{$# ÏNù't $pkÍ5 ª!$# 4 ¨bÎ) ©!$# ì#ÏÜs9 ×Î7yz ÇÊÏÈ ¢Óo_ç6»t ÉOÏ%r& no4qn=¢Á9$# öãBù&ur Å$rã÷èyJø9$$Î/ tm÷R$#ur Ç`tã Ìs3ZßJø9$# ÷É9ô¹$#ur 4n?tã !$tB y7t/$|¹r& ( ¨bÎ) y7Ï9ºs ô`ÏB ÇP÷tã ÍqãBW{$# ÇÊÐÈ
Artinya :
Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada
anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, ”Wahai anakku! Janganlah
engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah
benar-benar kezaliman yang besar” (QS. Luqmān [31]: 13).
Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar
berbuat baik) kepada kedua orang tu- anya. Ibunya telah mengandungnya dalam
keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun.
Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu
(QS. Luqmān [31]:
14).
Dan jika keduanya memaksamu untuk
mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang
itu, maka janganlah engkau menaati keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia
dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku. Kemudian hanya
kepada-Ku tempat kembalimu, maka akan Aku beritahukan kepadamu apa yang telah
kamu kerjakan (QS.
Luqmān ; 15).
(Lukman berkata), ”Wahai anakku! Sungguh, jika
ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit
atau di bumi, niscaya Allah akan memberinya (balasan). Sesungguhnya Allah Maha
halus, Maha teliti (QS.
Luqmān ; 16).
Wahai anakku! Laksanakanlah salat dan suruhlah
(manusia) berbuat yang makruf dan cegahlah (mereka) dari yang mungkar dan
bersabarlah terhadap apa yang menimpamu, sesungguhnya yang demikian itu
termasuk perkara yang penting (QS. Luqmān : 17).
Penjelasan ayat
Ayat 13 menjelaskan bahwa syarat untuk mendidik
anak hendaknya dilandasi dengan lemah lembut dan kasih sayang.
Kata ‘iẓuhu diambil dari
kata wa’ẓ yang bermakna
nasihat yang meyangkut
berbagai kebajikan dengan cara menyentuh hati, penyampaiannya
yakni dengan lemah lembut, tidak membentak, dan panggilan sayang pada anak.
Kata bunayya mengisyaratkan kasih
sayang. Hal ini juga berlaku kepada para
guru dalam mendidik para peserta didiknya.
ayat
14, Allah menggambarkan
kesusahan seorang ibu
dalam merawat anaknya, mengapa hanya jasa ibu yang digambarkan dengan
sedemikian lemahnya? Karena peranan
ibu lebih berat
dari ayah, mulai dari proses mengandung, hingga melahirkan dan menyapihnya.
Kata wahnan berarti kelemahan atau
kerapuhan. Maksudnya adalah ibu dalam
kondisi sangat lemah saat mengandung anaknya.
Ayat 15 menjelaskan tentang larangan taat
kepada orang tua dalam mendurhakai Allah dan nasihat Luqmān kepada anaknya
tentang menolak segala bentuk kemusyrikan di manapun berada.
Ayat ini sekaligus memberitahu bahwa
mempergauli keduanya dengan baik hanya dalam urusan dunia, bukan keagamaan.
Seperti Nabi Ibrahim, dia tetap berlaku santun kepada bapaknya sekalipun
pembuat berhala, namun Nabi Ibrahim tidak sependapat dalam hal akidah.
Pada ayat 16, terdapat kata laṭīf, yang
memiliki arti lembut, halus, atau kecil.
Imām al-Gazālı menjelaskan bahwa yang berhak
menyandang sifat ini hanyalah Allah. Dialah yang mengetahui perincian
kemashlahatan dan seluk beluk rahasianya. Karena Dia selalu menghendaki
kemaslahatan untuk makhluk-Nya.
Ayat ini menggambarkan kekuasaan Allah dalam
menghitung amal manusia betapapun sedikitnya.
Ayat 17 menjelaskan tentang amar
ma’rūf nahī munkar, yang puncak dan pangkalnya adalah salat, serta amal
kebaikan yang tercermin adalah buah dari salat yang dilaksanakan dengan benar.
Kata ‘azm dari segi bahasa berarti
kekuatan hati atau tekad.
Hadis Nabi
Dari Abū Hurairah dari Nabi Muhammad Saw.,
beliau: “Dia celaka! Dia celaka! Dia celaka!” lalu beliau ditanya; “Siapakah
yang celaka, ya Rasūlullāh ?” Jawab Nabi : “Barang siapa yang mendapati kedua
orang tuanya (dalam usia lanjut), atau salah satu dari keduanya (namun ia tidak
berbakti kepadanya dengan sebaik-baiknya), maka dia tidak akan masuk surga.” (HR. Muslim).
Penjelasan Hadis
Hadis yang diriwayatkan oleh Muslim tersebut
menjelaskan bahwa seseorang akan celaka ketika tidak berbakti kepada orang tua.
Kata “Dia celaka” (رغم انف) diulang-ulang oleh Rasūlullāh sebanyak tiga kali menunjukkan
bahwa celaka akan benar-benar terjadi kepada seseorang yang tidak berbakti
kepada orang tua.
Hal ini juga menunjukkan betapa
pentingnya berbakti kepada kedua orang tua terlebih lagi ketika kedua orang tua
atau salah satu dari mereka masih hidup.
Hadis Nabi
Artinya
Aku mendengar ‘Abdullāh bin
‘Amr Ra. berkata: “Seorang laki-laki datang kepada Nabi, lalu meminta izin
untuk ikut berjihad. Maka
beliau bertanya: “Apakah kedua orang tuamu masih hidup?” Laki-laki itu
menjawab: “Iya”. Maka beliau berkata: “Kepada keduanyalah kamu berjihad
(berbakti)” (HR.
al-Bukhārı dan Muslim).
Penjelasan Hadis Nabi
hadis ini menjelaskan bahwa berbakti kepada
kedua orang tua memiliki nilai pahala yang sangat besar.
Nilai pahala berbakti kepada kedua orang tua
oleh Rasūlullāh disamakan dengan nilai pahala jihad, berperang, dan melawan
kaum kafir.
Perilaku Orang
yang Menghormati dan Mematuhi Orang
dan Guru
Sikap dan perilaku pengamalan QS. al-Isrā’
[17]: 23-24.
1)
Selalu beribadah kepada Allah dan tidak
menyekutukan-Nya.
2)
Membiasakan berbuat baik (iḥsān) kepada
kedua orang tua.
3)
Membiasakan untuk tidak berkata-kata buruk
kepada kedua orang tua.
4)
Selalu bersikap baik dan berlaku sopan santun
kepada kedua orang tua dengan rasa penuh hormat dan memuliakannya.
5)
Selalu mendoakan orang tua sebagai ungkapan
terima kasih seorang anak.
Sikap dan perilaku pengamalan QS. Luqmān : 13-17
1)
Selalu mengesakan Allah dan tidak
menyekutukan-Nya dengan sesuatupun
2)
Selalu berbuat baik kepada
kedua orang tua, terutama ibu, karena ia telah mengandung kita dalam kepayahan,
melahirkan, merawat dan mendidik kita sebagai ungkapan terima kasih kepada
mereka.
3)
Membiasakan diri untuk berbuat baik dan menaati
orang tua sepanjang tidak untuk berbuat maksiat kepada Allah dan
menyekutukan-Nya.
4)
Selalu berbuat baik, karena sekecil apapun
perbuatan kita, baik maupun jelek, pasti akan mendapat balasan dari Allah
5)
Senantiasa menjalankan salat, amar ma’rūf
nahī munkar, dan bersabar.
Sikap dan perilaku pengamalan hadis Nabi
1)
Selalu berbakti kepada orang tua terutama
ketika mereka masih hidup, jika sudah tiadapun kita harus senantiasa mendo’akan
mereka.
2)
Senantiasa berbakti kepada kedua orang tua
karena nilai kebaikannya di sisi Allah disejajarkan dengan jihad.
No comments:
Post a Comment